RSS

Manfaat Kucing bagi Anak-Anak

Sebagian besar keluarga yang memiliki kucing juga mempunyai anak-anak.
Kita mungkin bertanya pada diri kita sendiri, mengapa orangtua yang harus membesarkan keluarga bersedia untuk memikul beban memelihara anggota keluarga lain, yang bukan manusia, dan jawabannya tidak sepenuhnya jelas.
Banyak di antara kita berpendapat bahwa memiliki kucing peliharaan akan membantu mengajarkan tanggung jawab kepada anak-anak kita: bahwa anak yang belajar menghargai dan memelihara binatang peliharaan lebih besar kemungkinan mempunyai sikap yang peduli pada sesame manusia.

Di dalamnya ada juga nilai pendidikan.
Bila anak-anak kita belajar mengenai proses yang terjadi pada badan kucing dan cara menangani masalah kesehatan atau penyakit, mereka mungkin lebih siap menghadapi pengalamannya sendiri di kemudian hari.
Siklus hidup seekor kucing peliharaan rata-rata sekitar 15 tahun, dan mungkin sesuai dengan periode anak-anak kita tumbuh menjadi dewasa.
Hidup kucing peliharaan kita mungkin membantu keluarga kita mengajari mengenai tumbuh menjadi besar, belajar, usia lanjut, menderita, dan kematian.
Memelihara kucing sepanjang hidupnya mungkin mengajarkan kepada keluarga kita beberapa keterampilan ‘menjadi orangtua’ yang amat berharga.

Kehadiran seekor kucing dalam rumah tangga Anda dapat membantu anak-anak Anda untuk mengatasi kegelisahan, mengendalikan agresi, mengembangkan kesadaran diri dan menangani masalah yang muncul dalam hidup.

Hasil riset menunjukkan bahwa kalau orangtua atau saudara kandung mereka tidak di rumah, anak-anak akan sering berbicara pada kucing milik keluarga mengenai kesuksesan atau kegagalan yang dialaminya hari itu.
Menarik untuk dicatat bahwa besar kemungkinan anak-anak yang berhasil mengembangkan keterampilan social dan empati pada orang lain adalah anak yang meluangkan banyak waktu untuk berbicara secara akrab dengan binatang peliharaannya dan dengan kakek-neneknya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Persahabatan Manusia dan Kucing

Bagi sebagian besar pemilik kucing, persahabatan adalah sifat yang paling penting dari memiliki kucing.
Cukup hanya mempunyai kucing yang tinggal di dalam rumah kita, sebagai mitra dan teman yang dapat kita percayai untuk mendengarkan rahasia kita.
Bila Anda berbicara kepada kucing Anda, seolah-olah dia adalah manusia lain, Anda bukan orang yang luar biasa.
Kita pada umumnya bertingkah laku dengan cara yang sama.

Di samping berbicara kepada kucing kita, kita secara naluriah menggunakan metode komunikasi yang biasanya kita gunakan dengan manusia lain.
Untuk menghibur kucing, kita menggunakan ‘gerakan badan’ primate standar seperti mengulurkan tangan kita dan membelainya, mengerutkan dan mengecupkan bibir kita dan mengeluarkan bunyi ‘kecupan’.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pameran Kucing



Pameran kucing pertama yang tercatat diselenggarakan di St. Giles Fair, Winchester, Inggris, di tahun 1598.

Selama abad ke 19, ketika popularitas kucing meningkat, pameran juga menjadi lebih populer.

Dalam peristiwa paling awal, kucing dibawa dan dipamerkan di berbagai tempat, atau bahkan di lengan pemiliknya.

Pameran kucing seperti yang kita kenal sekarang ini berasal dari ide seorang Inggris bernama Harrison Weir, yang memutuskan menampung dan memamerkan kucing dalam kandang berjajar di atas bangku atau meja.

Pameran pertamanya, disebut National Cat Show, diselenggarakan pada tahun 1871 di Crystal Palace di London, dan paling sedikit 160 ekor kucing ditampilkan.

Tipe pameran ini menjadi dikenal sebagai pameran ‘benched’ (di atas bangku), nama yang masih dipakai sampai sekarang.



Pameran kucing sekarang adalah peristiwa regular dan bagian terpadu dari pameran kucing jenis keturunan murni.

Namun, semakain lama semakin banyak pameran yang menyertakan kucing dari bukan jenis keturunan murni, dengan demikian menarik pemilik kucing biasa untuk memamerkan kucing peliharaan mereka dan juga mempunyai kesempatan melihat-lihat kucing jenis keturunan murni.

Pameran ini meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kemajuan dunia kucing jenis keturunan murni, yang dikenal sebagai Cat Fancy.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pengembangbiakan Kucing


Menurut sifat alaminya, kucing, terutama kucing dewasa jantan, adalah pengelana.
Sebelum konsep pengembangbiakan selektif kira-kira 150 tahun yang lalu, kesukaan berkelana dalam kucing jinak ini memberikan banyak peluang untuk bercampurbaurnya gen.
Bila ada dua ekor kucing dari ras yang jelas berbeda di suatu wilayah, keduanya berbaur dalam periode waktu, sehingga kita tidak dapat mengetahui dengan pasti asal-usul dari banyak jenis keturunan binatang jinak modern kita.

Walaupun demikian, penelitian mengenai struktur tengkorak, tipe badan, dan panjang bulu dari jenis keturunan modern membuat kita dapat menebak yang didasarkan pada informasi yang mantap.
Tipe yang lebih berat, badan yang lebih kekar, ditemukan pada kucing British Shorthair dan Persia, menunjukkan pengaruh dari kucing liar Eropa.
Jenis keturunan asing dan Oriental (seperti Abyssia dan Siam) mempertahankan badan lentur dari kucing liar Afrika.

Tampaknya tidak ada bukti dari pernyataan bahwa beberapa jenis keturunan jinak (seperti Angora, kucing Cina, dan Siam) mempunyai asal-usul Asia dan mungkin merupakan keturunan dari kucing Pallas (Otocolobus manul) atau kerabat dekatnya, karena tengkorak dari kucing ini tidak menunjukkan persamaan dengan jenis dari Asia.

Keturunan kucing seperti apakah kucing Anda :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Warna dan Pola Bulu Kucing


Beberapa warna dan pola bulu pada kucing jinak diperkirakan sudah amat tua, karena warna dan pola bulu itu mempunyai waktu untuk menyebar ke seluruh dunia.
Warna itu termasuk hitam, biru (warna abu-abu yang merupakan bentuk ‘diencerkan’ dari warna hitam) dan jingga.
Pola warna kucing Siam dan Burma, di lain pihak, lebih mutakhir dan berasal dari Asia Tenggara-kucing jenis ini dilestarikan dan tersebar karena ketertarikan manusia.

Beberapa pola warna menyebar tanpa campur tangan manusia.
Misalnya, beberapa ratus tahun yang lalu di Inggris kucing dengan pola belang bercak-bercak tampaknya muncul sebagai mutasi dari belang bergaris-garis.
Dengan alasan yang masih belum sepenuhnya dapat dijelaskan, tampaknya bahwa kucing belang bercak-bercak dan kucing hitam dapat berkembang dengan jauh lebih baik di lingkungan perkotaan dengan kepadatan tinggi, dan beberapa daerah (terutama di Inggris) warna ini menjadi dominan di antara kucing yang berkeliaran di lorong dan kucing jinak bukan galur tertentu.

So guys, warna dan pola seperti apakah yang dimiliki kucing Anda :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

STUDY ORIENTED :)



Kata study oriented (biasa dikenal dengan istilah eS O) sudah cukup akrab di telinga para pelajar/mahasiswa (makanya gak salah juga kalo tema ini dipilih menjadi a topic of debate contest). Mahasiswa mungkin sering membahasakan atau menuduh seorang temannya sebagai mahasiswa yang study oriented. Atau mungkin kita pernah menerima nasehat supaya jangan jadi mahasiswa yang study oriented. Dan mungkin masih banyak pernyataan dan asumsi lainnya yang menekankan bahwa menjadi mahasiswa yang study oriented adalah sesuatu yang patut dihindari.

Pertanyaannya adalah: apa yang dimaksud dengan study oriented, dan apakah ada yang salah dengan study oriented?



# Study oriented, makhluk apakah engkau?

Study = process of learning; orientation: direction of development (dari Encarta Dictionary®). Secara sederhana, orang yang study oriented bisa kita defenisikan sebagai orang yang berorientasi kepada proses pembelajaran. Berorientasi berarti mengutamakan atau mengarahkan.



Secara gamblang, sepertinya tidak ada yang salah dengan istilah tersebut. Saya bahkan cenderung menilai bahwa adalah keharusan bagi setiap insan akademik untuk selalu study oriented. Ketika dihadapkan pada berbagai persoalan dan pilihan dalam hidup sebagai seorang pembelajar, maka kita harus study oriented. Kita harus menjatuhkan pilihan kepada hal yang memberikan proses pembelajaran, atau kita harus mengarahkan segala sesuatunya untuk menjadi pelajaran.

Study oriented bukan berarti belajar saja dan menanggalkan status sosial sebagai mahasiswa (meskipun tidak ada yang salah dengan “belajar saja”). Study oriented juga bukan berarti meninggalkan proses berteman untuk kemudian bisa konsen dan fokus untuk belajar. Dan yang lebih penting, study oriented bukan berarti mengharamkan diri untuk berorganisasi sebanyak yang dirasa bisa terfasilitasi.



# Berorganisasi: penting tapi kadang troublesome

Sudah menjadi kesepakatan bersama bahwa kepemimpinan dan kemampuan manajerial adalah attitude yang penting dimiliki oleh tamatan perguruan tinggi. Lima tahun kuliah (mungkin ada juga yang lebih… ) sepertinya sudah terbilang cukup untuk berusaha mengasah kemampuan manajerial dan leadership seorang mahasiswa. Dan the only choice-nya adalah dengan berorganisasi. Menjadi pengurus dan aktif di sana-sini adalah bentuk manifestasinya. Namun pilihan ini membawa konsekuensi bagi pelakunya: konsekuensi tentang manajemen waktu

(lebih tepatnya: manejemen diri, karena waktu tidak bisa di-menej, dirilah yang bisa diatur).





berorganisasi, biar hidup lebih sophisticated



Kebanyakan kita biasanya berdalih bahwa berorganisasi berarti menyita waktu dan akan mempengaruhi prestasi akademik kita. Dengan kata lain, jika lebih diperjelas, kita beranggapan bahwa berorganisasi adalah perihal yang menyita waktu belajar kita sehingga mempengaruhi kualitas akademik kita.



Saya ingin menyampaikan fakta bahwa, berorganisasi sama sekali tidak menyita waktu belajar kita. Berorganisasi hanya menyita waktu bermain-main kita dan mengambil waktu bermalas-malasan kita. So, what gitu lho…? Itu kan namanya pemanfaatan dan optimalisasi waktu bukan…?



Faktanya lagi, pengamatan kita membuktikan bahwa porsi belajar antara seseorang

yang aktif berorganisasi dengan seseorang yang ‘biasa-biasa saja’ adalah relatif sama. Terlepas apakah seseorang itu aktivis atau tidak, frekuensi belajarnya adalah sama saja (kebanyakan sama-sama semalam sebelum hari H ujian, hihi… ). Bahkan mungkin cenderung sebaliknya. Seorang aktivis yang lebih sibuk biasanya memiliki penghargaan yang lebih besar terhadap waktu dibandingkan dengan yang ‘biasa-biasa saja’, sehingga mereka yang sibuk dapat mengefektifkan ketersediaan waktunya.



# Study Oriented ≠ Study Only

Selama ini, kita beranggapan bahwa mahasiswa yang study oriented adalah mahasiswa yang hanya kuliah melulu dan menutup mata dengan dunia yang jauh lebih luas dari ruangan kelas dan laboratorium. Atau dengan istilah yang sering kita dengar: mahasiswa kupu-kupu (kuliah – pulang – kuliah – pulang). Mahasiswa robot dengan serentetan kode perintah yang sudah tertanam di dalam chip-nya: bangun pagi, ke kampus untuk kuliah, nge-lab, pulang, kerjakan tugas, istirahat, kampus, kuliah, pulang, dan seterusnya. Mahasiswa yang paham dengan begitu detailnya tentang apa yang ada di kelas dan apa yang ada di labor, tetapi sangat awam terhadap apa yang ada di luar kelas (meskipun masih dalam lingkungan kampus). Kita juga beranggapan bahwa orang ini adalah orang yang hanya memikirkan aktivitas kuliahnya dan sama sekali mengesampingkan aktivitas belajar lainnya.



Aktivitas belajar lainnya? Ya, belajar bagaimana mengaktualisasikan diri; belajar bagaimana membangun komunikasi; belajar bagaimana bersosialisasi; dan belajar bagaimana menjadi pemimpin.



Saya kira, momok yang selama ini kita tempelkan terhadap terhadap istilah “study oriented” seharusnya kita labelkan kepada “study only” (kebetulan sama-sama disingkat SO). Karena sebagai mahasiswa kita memang diutus untuk belajar dan menjadi seorang pembelajar. Seandainya kita merantau dari kampung dan kemudian menerima biaya dari orang tua, maka memang tugas dan risalah kita adalah untuk belajar. Namun, betapa sempitnya pemikiran kita seandainya “belajar” yang kita pahami adalah kegiatan akademik di kelas dan lab dan didampingi oleh dosen dan tenaga pengajar.



Betapa banyak pelajaran dan hikmah yang tidak dapat dihadirkan oleh seorang dosen, tetapi muncul dari seorang teman. Tidak jarang suatu keahlian berawal dari proses pertemanan.



# Prestasi sering berawal dari organisasi

Pengalaman membuktikan bahwa berorganisasi berarti membuka peluang untuk hadirnya prestasi, baik secuil maupun segudang *owalaah… Pengalaman orang lain mungkin tidak akan begitu mudah membuat kita percaya dengan statement yang satu ini. Namun bagaimana jika ini adalah pengalaman pribadi? Makanya buktikan sendiri…!



Fakta di lapangan sudah membuktikan bahwa nyaris semua mahasiswa berprestasi adalah mahasiswa yang juga aktivis. Betapa banyak mahasiswa yang aktif di kegiatan kepenulisan kemudian mengantarkannya kepada predikat mahasiswa berprestasi dalam karya tulis ilmiah. Tidak sedikit juga mahasiswa yang aktif di beberapa lembaga kemahasiswaan kemudian berprestasi dalam lomba pemikiran kritis tingkat nasional, lomba debat, pidato atau orasi ilmiah. Atau aktivis di kegiatan kerohanian yang kemudian juara MTQ tingkat nasional, cabang MHQ, MFQ, atau cabang lainnya dalam MTQ. Atau dalam ajang pemilihan mahasiswa berprestasi, student award, dan lain sebagainya. Karena berorganisasi cenderung melahirkan suatu jati diri, suatu prinsip.



# SO yuk…!

So, tidak ada yang salah dengan study oriented. Kita kuliah memang untuk belajar. Bahkan kita hidup adalah untuk belajar, study oriented selamanya. Belajar adalah satu-satunya ibadah yang diperintahkan untuk dilaksanakan seumur hidup, mulai dari kecil sampai akhir hayat.

Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat” (Al Hadits)



Berorganisasi memunculkan teman. Berteman melahirkan pergaulan. Pergaulan membawa pada dinamika. Dan dinamika membawa kepada kematangan hidup sebagai seorang pembelajar ilmu kehidupan yang benar-benar nyata akan dibutuhkan



Mari kita orientasikan hidup kita yang seharusnya kita pergunakan sebaik2nya untuk berorientasi pada

belajar ilmu akademik,

belajar ilmu untuk aktualisasi diri,,

belajar ilmu untuk bisa bersosialisasi dan berinteraksi,

belajar ilmu untuk bisa menjadi seorang pemimpin sejati

belajar untuk menjadi orang baik yang menerapkan nilai religius moralis intelek profesional

belajar untuk menjadi pribadi yang mampu memberikan manfaat sebanyak2nya bagi orang disekitar kita

belajar untuk bisa membangun dan membanggakan bangsa kita..



apalagi sebagai mahasiswa kesehatan, kita dituntut untuk menjadi pembelajar seumur hidup!!!!



So, tunggu apa lagi???

:)

by ika sriwinarti

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kucing Benar-benar Musuh Utama Burung


Film kartun "Sylvester dan Tweetie" yang menampilkan dua karakter kucing dan burung yang sering bertengkar ternyata bukan tanpa dasar. Orang sejak lama mungkin tahu bahwa burung dan kucing memang sulit akur seperti halnya kucing dan anjing. Namun, hasil penelitian terbaru menguatkan hal tersebut.
Kucing bahkan ternyata merupakan salah satu hewan yang menjadi musuh utama burung. Misalnya kucing dengan burung kucing (catbird), jenis burung yang kicauannya mirip suara meongnya kucing. Hal tersebut terungkap dalam studi yang dipublikasikan di The Journal of Ornithology.
Adalah Peter Marra dari Smithsonian Conservation Biology Institute yang mengungkap hal tersebut. Ia mengetahuinya setelah melakukan survei pada catbird dan kucing di wilayah suburban Washington, Amerika Serikat.
"Kucing termasuk sangat berpengaruh dalam hal ancaman pada burung. Mereka adalah kekuatan tangguh untuk mengalahkan atau mengusir spesies burung," ungkap Marra pada harian The New York Times.
Berdasarkan data Smithsonian Institution, hampir 80 persen burung terbunuh oleh predator dan kucing bertanggung jawab terhadap 47 persen dari jumlah kematian burung tersebut. Kematian tergolong tinggi di pemukiman yang padat populasi kucingnya.
American Bird Conservacy memperkirakan, sejumlah 500 juta burung terbunuh oleh kucing. Pimpinan organisasi itu Darin Schroeder mengatakan, "Saya harap kita mulai meminimalkan dampak kucing terhadap lingkungan dan mulai serius melihat kasus predasi kucing."
Jumlah kematian burung oleh kucing ini lebih besar dibanding jumlah kematian oleh kincir angin. Berdasarkan data US Fish and Wildlife Service, diketahui 440.000 burung terbunuh akibat kincir angin. Tentang masalah ancaman kincir angin, para ahli konservasi mengatakan bahwa mereka sebenarnya menyambut baik kincir sebagai pembangkit energi. Namun, mereka mengusulkan adanya kincir yang "smart" sehingga tak membahayakan burung.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mengenai Saya

Foto saya
cat lover who studied at Medical School, Jember University :)